Dear all,
Berikut ini saya share kisah tentang Unas dari salah seorang dosen PTN.
Anda tidak perlu percaya karena ini tidak pernah dilaporkan. Anggap saja
ini rumor yg terlalu sering kita dengarkan. Right...?!
Salam
Satria
Pendidikan karakter vs UNAS
Pagi kemarin (senin 15-4-2013) saya masuk kelas Speaking. Karena lagi
musim UNAS yg disertai dengan berita tertundanya UNAS di 11 provinsi,
maka UNAS menjadi topik diskusi kami. Pertanyaan pertama yang saya
ajukan kepada mahasiswa "apakah diantara kalian ada yang melaksanakan
unas dengan jujur"? Tak ada satupun yang menjawab. Maka diskusi semakin
menarik. Saya minta mereka bercerita sejujurnya pengalaman mereka
menghadapi unas.
25 mahasiswa yang ada dikelas bercerita satu persatu pengalam mereka.
Tak ada sedikitpun yang mereka sembunyikan. Sedih, geram, heran campur
menjadi satu mendengar cerita mereka. Bagaimana tidak, semua mengatakan
kalau mereka mengerjakan UNAS dengan kecurangan.
Berbagai macam cara dilakukan oleh mereka dan pihak sekolah agar mereka
bisa mendapatkan nilai yg baik. Dari diskusi tersebut, ada 4 pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan UNAS yg tidak jujur:
1. Sekolah/Guru
Di salah satu SMA negeri favorit di Gresik Selatan semuaa murid
dikumpulkan pagi sebelum ujian di musholla sekolah. Mereka diajak berdoa
bersama. Kemudian pihak sekolah memanggil salah satu siswa dari tiap
kelas untuk diberi kunci jawaban dan kemudian di sebarkan ke yang lain.
Lain lagi yg dilakukan oleh guru di salah Satu SMA negeri favorit di
surabaya. Wakill kepala sekollah yang mengkondisikan siswa untuk berbuat
curang. Dia meminta nmr hp satu siswa tiap kelas dan mengirimi sms
kunci jawaban ketika ujian berlangsung. Siswa dkondisikan untuk membawa 2
hp. Yg 1 dserahkan ke pengawas dan yang 1 disimpan.
Cara lain yang dilakukan sekolah meskipun tdk memberikan kunci jawaban,
sekolah mengatur sedemikian rupa rupa formasi siswa tiap ruangan. Tiap
ruang harus berisi minimal satu siswa yang pandai disetiap mapel dan
mereka sebagai pusat contekan. Sebelum ujian, mereka juga diwanti-wanti
agar selalu bekerja sama.
2. Siswa
Berbagai macam cara pula yang dilakukan oleh siswa untuk lulus ujian.
Tak sedikit diantara mereka yang mengeluarkan uang untuk mendapat kunci
jawaban. Mulai dari angka 60 ribu, 100 rbu, 110 ribu, 160 ribu bahkan
ada yang sampai mengeluarkan uang sebesar 6 juta.
Cara unik dan terorganisir dilakukan oleh siswa2 di salah satu SMA
negeri di sby. Meneruskan tradisi para seniornya, salah satu siswa
mengkoordinir siswa satu sekolah untuk mencicil selama satu tahun untuk
membeli kunci jawaban. Hingga pada akhirnya iuran tiap siswa mencapai
angka 110 ribu.
Hal lain yang dilakukan siswa adalah bekerja sama dengan siswa dari lain
sekolah, saling contek dengan bebasnya dikelas dll. Bahkan ada yang
cerita kalau selama 90 menit pelaksanaan ujian mereka santai atau pura2
mengerjakan dan 30 menit sisa adalah mengecek jawaban dengan kunci
jawaban yang mereka punya.
3. Pengawas
Kecurangan yang sekolah atau siswa lakukan sebenarnya diketahui oleh
pengawas dan mereka membiarkan. Buktinya ketika siswa rame saling contek
atau tukar jawaban hampir seluruh pengawas membiarkan. Mereka tetap
santai membaca koran atau ngobrol dengan pengawas yang lain.
Pagi ini disalah satu stasiun tv juga ditayangkan kondisi kelas ketika
ujian berlangsung. Di situbondo salah satu siswa terekam sedang membuka
HP tampaknya sedang mengintip kunci jawaban. Di Madura, kelas gaduh
karena saling contek dan dibiarkan begitu saja oleh pengawas
4. Lembaga kursus
Tak disangka ternyata lembaga kursus berperan besar terhadap kecurangan
yang terjadi dalam UNAS. Beberapa mahasiswa mengungkapkan kalau mereka
mendapatkan kunci jawaban dari lembaga kursus dimana mereka belajar.
Tidak mengherankan jika sekarang banyak lembaga kursus menawarkan
program lulus UNAS dan jika peserta tidak lulus maka uang kembali.
Ternyata kasak kusuk yang berkembang di tengah masyarakat terkait
kecurangan UNAS bukan omong kosong. Kalau sudah seperti ini apa gunanya
sekolah?
Kenapa pemerintah harus membuang uang miliaran rupiah untuk membuat
kurikulum yang konon katanya berbasis karakter dsb. Usaha keras
pemerintah, sekolah, guru dan siswa selama 3 tahun untuk yang tampak
mulia hangus, dan hancur karena UNAS. Karakter baik yang dibentuk selama
3 tahun rusak gara-gara UNAS. Kalau sudah seperti ini apa layak untuk
diteruskan???
Dikutip dari : Satria Dharma http://satriadharma.com/
Rangkuman tulisan yang berisi kisah kisah nyata berikut Tips n Trix yang diambil dari Internet guna menunjang aktivitas dan bahan pembelajaran, semoga bermanfaat dan selamat membaca (Password : rahasia)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar