Artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau. 
Tetapi 
adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain 
yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai 
kegunaan.
Kita sadar informasi negatif tentang 
rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah sejak lama. 
Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok dan zat-zat 
yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Informasi tersebut diterima oleh 
masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai 
kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.
Sama persis pada masa lalu. Dulu, racun 
bisa ular sangat mematikan, tapi kini dapat digunakan untuk serum bahkan
 penyembuhan. Dulu, racun lebah sangat menyakitkan dan juga mematikan, 
tapi kini dapat sebagai penyembuh penyakit. Dulu cannabis (ganja) sangat
 dilarang, tapi kini dapat menjadi obat kanker.
Yang banyak dilupa oleh orang awam ialah,
 pertama, semua itu adalah ALAMI alias alam yang membuatnya ada, bukan 
kimia. Tapi apa yang terjadi? Masyarakat awam lebih mempercayai hasil 
kimiawi dibandingkan dengan yang alami.
Kedua, adanya racun yang masuk kedalam 
tubuh manusia, maka akan manjadikannya stimultan imunisasi pada tubuh 
manusia. Artinya, jika tubuh manusia diberikan racun atau zat yang 
merugikan tubuh, maka imunisasi manusia justru meningkat akibat 
melakukan perlawanan, maka manusia bisa lebih kebal.
Hal sederhana itu juga terjadi pada 
lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan suka bermain 
hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune terhadap 
penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja dan
 tak pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah 
kenyataannya.

Smoking can damage every part of the body (wikipedia).
 
Informasi mengenai dampak buruk dan tak 
ada untungnya terhadap tembakau atau rokok selama hidup manusia memang 
diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian 
sebagai kebenaran mutlak.
Namun tidak demikian dengan para ilmuwan.
 Sesuai dengan bidang ilmunya, mereka mengadakan penelitian seputar 
dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar 
pemikiran yang netral.
Mereka mencoba menggali adakah manfaat 
zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk kesehatan manusia, 
yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.
Berikut beberapa riset yang menguak 
manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau 
peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini 
bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.
1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson.
 Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang 
melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit 
Parkinson. 
Secara khusus, penelitian baru tersebut 
menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya 
risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson
 berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. (sumber: Smoking lowers Parkinson’s disease risk) 
Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease
 (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. 
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang 
signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum 
diagnosis.
Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki PD. (sumber: Smoking and Parkinson’s disease in twins). Selain itu, masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson. 
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke
Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan Stroke.
 Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah 
laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat 
membantu para korban serangan jantung dan stroke. 
Karbon monoksida menghambat pembekuan 
darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para 
peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida 
dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan 
mencegah penumpukan sel darah putih.
Baru-baru ini oksida nitrat telah 
ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung 
fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan 
mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan 
paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage). (sumber: The Carbon Monoxide Paradox) 
3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah
4. Merokok mencegah Asma dan penyakit karena Alergi lainnya
Sebuah studi dari dua generasi penduduk 
Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para
 ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki 
peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, allergic conjunctivitis
 (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi 
makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah 
merokok. 
Penelitian sebelumnya telah memberikan 
hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada 
sensibilization atopik.
Sebuah studi cross-sectional dari 
kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan 
atopik dari data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya (16-49 
tahun) dan 4472 anak-anak (3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditions tahun 1996-97.
Hasil: Prevalensi asma alergi dan alergi rhino-konjungtivitis menurun, secara dosis-respons / dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.
5. Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)
Suatu hari, Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat Tubercolosis atau TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF). 
Senyawa ini menghentikan pertumbuhan 
kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam 
jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan 
biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah
 zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok.(sumber: Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB) 
6. Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka
Seorang peneliti pada National Cancer Institute
 berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang
 menimpa terutama orang tua di Mediterania, wilayah Italia Selatan, 
Yunani dan Israel.
Bukan berarti merokok disarankan untuk 
populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok 
tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan 
ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok.
Goedert yang bergabung di American Association for Cancer Research (AACR) mengatakan bahwa ia tetap tidak akan merekomendasikan merokok, bahkan kepada anggota populasi yang telah diteliti.
 “Studi ini 
menunjukkan merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit 
langka yang jarang dan berakibat fatal,” katanya ringkas. (sumber: Smoking Cuts Risk of Rare Cancer). 
7. Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara
Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara). 
Jika seorang wanita merokok hingga 4 pak tahun, pengurangan adalah 35 persen, untuk 4 pak atau lebih per tahun, pengurangan adalah 54 persen“, ujar Jean-Sebastien Brunet, pemimpin studi yang telah dipublikasikan pada Journal of the National Cancer Institute. 
Yang merokok selama lebih dari 20 pak per
 tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun
 merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan 
sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan
 pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian 
ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. (sumber: Cigarettes May Have an Up Side) 
8. Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar
9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome
Sebuah penelitian mengenai pengaruh 
rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik 
bahkan jika dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).
Down syndrome
 adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada 
pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi 
klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan 
pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 
1866 oleh Dr.John Longdon Down. 
10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori
Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia
 dengan paparan tembakau Eksposur. Pre-eklamsia adalah kondisi medis di 
mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) 
yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.
Pre-eklampsia
 ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam 
urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema). 
Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang 
sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil. 
Penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk
 dicegah kemunculannya.
Jika pre-eklampsia bertambah parah pada 
masa kehamilan, maka akan menyebabkan eklampsia yang dapat berujung pada
 kematian. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat 
dari merokok selama kehamilan.
Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok dan infeksi Helicobacter pylori
 di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa 
penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu 
merokok.
Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.
Kami memperoleh informasi rinci tentang 
faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, 
dengan menggunakan kuesioner standar.
Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) 
dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. 
Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada populasi 
beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang 
tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang 
terinfeksi (24,7%).
Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds ratio
 atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 
0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di
 antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi. Hasil ini mendukung 
hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. 
pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok. (sumber: Forces The Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction) 
Riset-Riset Yang Tak Pernah Dipublikasikan Secara Luas
Barangkali anda mencurigai bahwa 
riset-riset yang telah disebutkan diatas tersebut didanai oleh 
perusahaan rokok. Tapi riset-riset ini ternyata justru tidak pernah 
dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi 
rokok. Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sudah kita 
ketahui sangat dominan dipublikasikan.
Sebetulnya apapun itu tetap mempunyai dua
 sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga perlu 
dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari 
perusahaan farmasi.
Demikianlah artikel yang menguak 
temuan-temuan para peneliti dan ilmuwan tentang rokok dalam sisi yang 
berbeda dari sekian banyak artikel yang dominan.
Namun sekali lagi untuk sedekar 
mengingatkan, bahwa artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda 
untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap 
tembakau. Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin 
dan zat-zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok 
juga mempunyai kegunaan. Wallahua’lam.